- POSO,Buletinsulawesi-Sejumlah pemuda lintas agama di Poso melakukan pertemuan, Sabtu(9/12) sore untuk menyikapi timbulnya keresahan ditengah sebagian warga akibat sebuah komentar di media sosial yang dilontarkan oleh seorang warga terkait berita disebuah media online yang memuat penolakan terhadap penceramah ustadz Abdul Somad di Bali.
Sontak, komentar yang dilontarkan oleh oknum guru disalah satu sekolah itu memunculkan kemarahan warga net di Poso. Ketersinggungan warga, disebabkan komentar yang ditulis oleh oknum guru ini menyebutkan, Abdul Somad yang berpaham salafisme dan wahabisme sebagai provokator di Indonesia. Nah penyebutan 2 paham dalam Islam inilah yang menyulut kemarahan itu.
Agar tidak berkembang menjadi tidak terkendali, sejumlah tokoh muda lintas agama di Poso langsung menggelar pertemuan untuk meredam agar provokasi ini tidak terus berkembang. Ayi Lakita, salah seorang tokoh muda Poso Kota melaporkan si oknum guru berinisial JKK itu ke Polres Poso.
Setelah itu sejumlah pemuda Poso dan Tentena kemudian mengeluarkan pernyataan Bersama berisi 5 poin yang menegaskan bahwa unggahan yang menyinggung umat Islam oleh JKK itu adalah tanggung jawab pribadi dan tidak mewakili komunitas agama lain.
Steve Lusikooy, salah satu penggagas pertemuan pemuda Poso-Tentena itu berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi warganet untuk Makin bijak menggunakan media sosial. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak mengeluarkan komentar atau pernyataan yang memperkeruh suasana.
“Proses hukum dalam kasus ini semoga menjadi pelajaran bagi kita semua agar bijak dan berhati-hati menggunakan media sosial” kata Steve lagi. Dia mengatakan, bersama pemuda lain telah menyerahkan penanganan perkara ini ke jalur hukum agar menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk menjaga kedamaian di tanah Poso.
