Politik

Ketua Tim Sukses Das Beramal Laporkan Puluhan Orang yang Dianggap Persekusi Dirinya

POSO – Ketua DPRD Poso Sesi KD. Mapeda melalui kuasa hukumnya Yan Patrish Binela, SH. MH mengatakan jika pihaknya akan melakukan upaya hukum melaporkan puluhan orang yang telah melakukan penghadangan dan penggeledahan terhadap kendaraan ketua DPRD kabupaten Poso yang juga ketua tim pemenangan Paslon DAS -Beramal di dusun Toaro kelurahan Sawidago pada 8/12 malam yang lalu.

” Laporan itu kami tujukan ke Polres Poso. Intinya kami keberatan terhadap persekusi yang telah dilakukan oleh puluhan orang di Toaro. Insiden malam itu telah merampas hak asasi dari klien kami. Sebab tindakan oknum-oknum tersebut dengan memaksa melakukan penggeledahan mobil dan isi tas dari ketua dewan telah merupakan tindakan pidana, ” tutur Yan Patrish.

Pengacara senior di Poso itu mengatakan jika laporan ke pihak Polres Poso mereka lakukan setelah ada hasil kajian dan klarifikasi dari Bawaslu Poso yang menerangkan jika ibu ketua DPRD Poso malam peristiwa itu tidak terbukti melakukan money politik atau politik uang untuk menangkan salah satu Paslon seperti yang dituduhkan olehpuluhan orang yang viral di medsos.

“Hari ini kami laporkan puluhan orang pelaku persekusi ke Polres Poso yang lakukan penghadangan itu. Mereka diduga melakukan pidana umum, penghinaan terhadap ketua DPRD, pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, intimidasi. Sementara pelanggaran pidana khusus adalah, menyebarkan berita bohong atau hoax melalui medsos dan pelanggaran hak asasi manusia, hal ini sangat berat hukumanya, contih ada beberapa perkaya yang sedang disidangkan di PN poso terkait perkara ini, ” jelas kuasa hukum ketua DPRD Poso itu kepada wartawan di kafe Janji Jiwa di kota Poso, senin (14/12).

Sementara itu ketua DPRD Poso yang juga ketua tim pemenangan DAS-Beramal, Sesi KD Mapeda kepada wartawan mengatakan apa yang dituduhkan oleh warga dan yang viral di medsos soal kami bagikan uang di masa tenang itu adalah hoax dan tidak kami lakukan.

” Kami kader Golkar telah diwanti-wanti jangan melakukan politik uang. Berpolitik dengan santun dan beretika. Sebab pilkada harus melahirkan pimpinan daerah yang berintegritas dan bermartabat. Tindakan persekusi yang kami alami kelihatannya telah direkayasa oleh paslon tertentu untuk menurunkan elektabilitas dari paslon Das-Beramal,” tutur ketua.

Kronologis peristiwa tersebut adalah sehabis Ibadah Penghiburan Duka Sepupu di Kelurahan Tendeadongi, kami bersilaturahim dengan Tim-tim di beberapa titik di dusun Toaro Kelurahan Sawidago yang sedang begadang di beberapa titik.

Pada saat di Titik ke 4 di Rumah Edi Agus Lontada, Ibu SKM singgah menyapa tim2 kurang lebih 5 menit,pada saat hendak kembali ke Mobil tiba-tiba datang 1 Orang Panwas atas desakan tim dari Paslon tertentu.

Setelah diskusi dengan Panwas, ibu saya menuju mobil untuk pulang menuju Kota Poso persiapan mencoblos besok, tiba-tiba dari tim Paslon tertentu menghalangi mobil saya dan meneriaki saya dengan kata-kata makian bahkan ada kata “Ibu Ketua Binatang”.bahkan mereka menggeledah Tas Sekpri saya.
Melihat kondisi yang kurang baik, pada saat Bhabinkamtimas dan BABINSA tiba, saya meminta untuk Ke POLSEK Pamona Utara di Kelurahan Sangele untuk menghindari hal yang tidak di inginkan (Video yang beredar itu adalah pada saat Ibu saya meminta untuk ke POLSEK) saat itu kami digiring seperti orang yang telah melakukan kesalahan.

“Tuduhan di Medsos mengatakan saya membagikan uang, itu tidak benar dan Ketua PANWAS Kecamatan Pamona Utara siap bersaksi jika saya melakukan seperti yang mereka tuduhkan. Peristiwa ini kelihatannya telah didisain untuk menurunkan elektabilitas DAs-Baramal. Dan peristiwa ini sangat berpengaruh pada capaian suara Das-beramal di Dapil dua. Ini merupakan kampanye hitam jelang pencoblosan dari paslon tertentu, ” pungkas Sesi KD. Mapeda. (dy).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Enter Captcha Here : *

Reload Image

Back to top button