POSO,Buletinsulawesi.com- Satuan tugas Tinombala TNI/Polri membutuhkan waktu sehari lebih untuk mengevakuasi jenazah yang diduga Basir alias Romzi anggota Majelis Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Ali Kalora yang tewas dalam baku tembak dengan pasukan Kopasus yang ditugaskan memburu kelompok ini di pegunungan Padopi, desa Maros kecamatan Poso Pesisir Utara hari Minggu 3 Maret 2019 sekitar pukul 17:00 wita.
Dalam baku tembak yang berjarak sekitar 3 jam dari perkampungan itu aparat gabungan juga berhasil mengamankan senjata jenis M16 milik kelompok yang didirikan almarhum Santoso ini. Selain korban tewas, ditangkap pula satu orang DPO lainnya bernama Aditya alas Idad yang berasal dari Ambon.
Pasca baku tembak kampung Maros yang berada di kaki pegunungan biru terlihat mendapat penjagaan ketat aparat bersenjata lengkap. Sejumlah kendaraan militer dan medis juga disiagakan di desa ini. Kawasan Poso Pesisir Utara dan Poso Pesisir Selatan kerap disambangi kelompok Ali Kalora karena hutannya yang lebat membuat mereka lebih leluasa bergerak.
Hingga Senin sore, pasukan gabungan TNI/Polri terus melakukan pengejaran sisa kelompok ini yang melarikan diri kedalam hutan. Pihak kepolisian menyebutkan, kelompok DPO ini memecah diri dalam kelompok kecil sekitar 5 orang yang terus bergerak.
Kelompok MIT didirikan oleh Santoso yang tewas pada 18 Juli 2016 saat disergap pasukan TNI yang sudah memburunya berbulan-bulan didalam hutan. Setelah kematiannya suksesi kepemimpinan organisasi ini diambil alih orang kepercayaannya, Ali Kalora.
Polisi menyebutkan kelompok yang tersisa ini berjumlah 14 orang bermodalkan 3 senjata, dua diantaranya senjata lara panjang dan satu laras pendek rakitan. Namun belum diketahui apakah kelompok yang terus berpindah-pindah tempat ini masih memiliki bom atau senjata lainnya.