Opini

Ketika Pendidikan Tak Pararel Dengan Realita

Oleh: Jhon Lusikooy Mpd

POSO,Buletinsulawesi- Akhir- akhir ini, dunia pendidikan disibukan dengan pembahasan KTSP tahun 2013 muncul pro dan kontra, tetapi bagi saya bukan soal kurikulum berubah- rubah karena perubahan zaman menuntut adaptasi atas perubahan itu sendiri. Konon di dunia ini hanya perubahan yang tidak berubah.
Sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman itu pada K13 dilakukan perbaikan- perbaikan hingga menjadi K13 revisi 2017. Sekali lagi, bukan masalah perubahan itu, kemampuan adaptasi dan akomodasi menjadi kebutuhan untuk menyeleraskan realita di masyarakat dengan teori dan praktek akademik.

Dalam sebuah tulisan, seorang pakar mengatakan bahwa “ruh” K13 adalah ketrampilan abad 21 yakni 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Ketrampilan seperti ini tidak akan muncul menjadi spirit gerak, nyawa dalam bergerak bagi siswa pada praktek ketrampilan abad 21.

Pada abad 21 ini, kemampuan mengkomunikasikan gagasan menjadi sebuah tuntutan! Komunikasi lahir dari kemampuan berpikir kritis (Critical thinking) atau kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, Kemampuan lahir dari kerja kreatif dan inovatif secara bersama.

Fakta hari ini, dunia nyata tidak sejalan untuk melahirkan kemampuan abad 21, masih ada orang yang mengatakan tidak tanpa perspektif dan basis argumen yang jelas. Ada juga pengambilan kebijakan yang memberangus hak- hak untuk menyampaikan pendapat, tapi lebih parah, memberangus hak- hak guru yang nota bene adalah kelompok terdepan untuk membangun ketrampilan anak agar mampu berkompetisi di abad 21.

Memang aneh jika para birokrat tidak memahami arah dan kebijakan yang dilahirkan oleh birokrat. Contoh lain, kepala wilayah di kecamatan tidak tahu bahwa SMA dan SMK tidak lagi bernaung di UPTD kecamatan. Ini juga bukan produk dunia pendidikan tapi UU Otonomi.

Akhirnya jadi ingat sebuah cerita: dalam dunia ini ada 4 kelompok orang jika dibagi berdasarkan bicara dan kerjanya. kelompok pertama banyak bicara-banyak kerja, kelompok kedua, kurang bicara-banyak kerja, kelompok ketiga banyak bicara-kurang kerja dan kelompok ke empat kurang bicara-kurang kerjanya juga. Pasti sebagian kita menduga “kita” berada di kelompok ke-3 atau ke-4.

Tidak, ternyata kita tidak cocok disemua kelompok itu karena kita adalah kelompok lain dari yang dibicarakan lain pula yang dikerjakan. Tuntutan manusia abad 21 adalah 4C (ini regulasi Bung) tapi gurunya tidak boleh 4C. Murid libur guru tidak boleh libur itu juga memmerangus kreatifitas untuk berpikir kritis. Hehehehe jangan jadikan guru “alien” yang tidak sama dengan dunia nyata.

*penulis adalah guru, tinggal di Pamona Puselemba.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Enter Captcha Here : *

Reload Image

Back to top button