POSO,Buletinsulawesi.com-Sosialisasi Penataan Sungai Poso, Kerjasama PT. Poso Energy Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Poso dilaksanakan tadi pagi, bertempat di Banua Mpogombo Tentena. Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu di dampingi Wakil Bupati Poso Ir. Samsuri, M.Si hadir, usai menggelar Upacara setiap tanggal 17 bulan berjalan beserta seluruh jajaran Kepala-kepala OPD Kabupaten Poso, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Poso, para anggota DPRD Kabupaten Poso dan Pihak PT. Poso Energy.
Mengundang serta Wakil Ketua Sinode GKST, Tokoh-Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat serta undangan dan seluruh masyarakat tentena yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekitar Danau Poso. Dihadiri juga oleh para pewarta. Kegiatan ini dimaksudkan untuk tukar pendapat mengenai rencana penataan terhadap Sungai Poso yang merupakan aliran air dari Danau Poso. Penataan dimungkinkan mengingat semakin menumpuknya jumlah sedimen yang dikhawatirkan dikemudian hari akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat. Disamping itu, untuk menggairahkan sektor pariwisata dengan penyediaan fasilitas serta untuk menjaga kondisi alam agar tetap lestari melalui Konservasi.
Sambutan Bupati Poso mengawali kegiatan Sosialisasi menyampaikan penataan Danau dan Sungai Poso telah melakukan pengkajian, baik dari segi Amdal, Kearifan lokal sampai pada segi memasukan unsur modernisasi yang sesuai dengan perkembangan zaman, agar kondisi yang diharapkan dapat mendatangkan manfaat besar bagi seluruh masyarakat. Segala aspirasi yang dikemukakan selama ini adalah hal yang harus kita sikapi bersama, alangkah tidak elok apabila pembangunan yang ditujukan untuk kita semua tidak direspon positif, sementara ada pihak yang dengan niat baik ingin melakukan pengerjaannya. Dan lagi, ditempat lain banyak daerah yang butuh penataan. Masih sangat banyak pekerjaan yang harus dilakukan, olehnya mengharapkan dukungan semua pihak untuk bersama bergandengan tangan membangun Tana Poso yang kita cintai ini. Karena kalau buka kita, siapa lagi yang akan membangunnya?
Selanjutnya Bupati Darmin, menceritakan riwayat Yondo Mpamona (Jembatan Pamona). Dibangun pada tahun 1908, masih menggunakan bambu dan dikerjakan oleh masyarakat secara gotong royong. Sebagai pencetus adalah Tangelo Imparosa (Uma Irehe) tujuan pembangunannya adalah sebagai sarana/akses transportasi dari Sangele ke sebelah sungai Poso.
Pada tahun 1929 sudah direnovasi dengan menggunakan kayu bulat dan atap rumbia. Pada saat itu, sudah dapat dilalui oleh gerobak, dikerjakan masyarakat yg brasal dari Desa Dulumai, Peura, Sangele, Tentena, Petirodongi, Buyumpundoli, Tonusu, Pamona, Sawidago dan Desa Tendea Dongi secara mesale (Gotong royong). Masyarakat di masing-masing desa bertanggung jawab atas sekitar 21 meter penjang jembatan. Pembangunan jembatan dikepalai oleh Kepala Distrik pertama di Tentena yaitu Ngkai Pecali Sigilipu sekitar tahun 1925 s/d tahun 1939.
Pada Tahun 1967 dilaksanakan kembali renovasi pada jembatan dan mengganti kayu dengan kayu ulahi (38 Tahun usia jembatan) oada saat dijabat oleh Y. Gintu sebagai Camat Pamona Utara, dan Kapolsek Pada saat itu adalah Y. Pomatu. Pada tahun 1968 terciptalah Lagu Yondo Mpamona oleh Justinus Hokey, BA. Tahun 1983 (19) tahun kemudian, zaman pemerintahan Bupati Koeswandi, dilaksanakan pembongkaran dan renovasi total jembatan dengan menggunakan kayu ulahi dan atap seng, pengerjaannya menggunakan APBD 1 (Propinsi ), dikerjakan oleh CV. Tinoe yang akhirnya dapat menghubungkan Tentena – Gintu.
Pada Tahun 2001 masa kepemimpinan Bupati Muin Pusadan, jembatan baru dibangun dan menggunakan konstruksi beton dan jembatan lama tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan bermotor. Tahun 2001 – 2016 dilaksanakan renovasi terakhir dengan pengecetan. Melihat dari sejarahnya, Yondo Mpamona belum terdaftar sebagai Cagar Budaya. Karena penetapan suatu hal Sebagai Cagar Budaya, harus memenuhi beberapa kriteria-kriteria penilaian.
Selanjutnya pemaparan dari pihak PT. Poso Energy, bahwa yang akan dilakukan adalah sebagai kompensasi bagi Kabupaten Poso sebagai akibat dari pemanfaatan Sumber Daya Air untuk menghasilkan listrik yang saat ini sudah kita rasakan bersama serta akan terus ditingkatkan untuk ketercukupan listrik secara maksimal. Selanjutnya diputarkan video rencana untuk konservasi Daerah Aliran Sungai Dongi/Sungai Dongi dengan segala fasilitasnya, dari luasan yang ada, sejumlah 80% arealnya digunakan untuk konservasi sementara 20% sisanya, untuk area publik.Selanjutnya Pihak Poso Energy memaparkan langkah-langkah yang sudah dan masih harus ditempuh, guna mendapatkan izin dan perlu keterlibatan serta dukungan seluruh masyarakat. Kemudian menampilkan video cara merenovasi jembatan serta tekhnik pengerukan endapan sedimen yang lebarnya sekitar 40 meter dengan kedalaman 2 meter. Infestasi besar dengan resiko yang besar, tentunya bukan hal main-main. Sehingga perlu kajian mendalam dan melibatkan 3 ahli Danau untuk menyimpulkannya. Terus berkoordinasi dengan Kementerian Pusat serta Propinsi, guna mendapatkan penguatan bagi hal baik yang hendak kami lakukan.
Menurut Wakil Bupati Poso, menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari para undangan, bahwa Pariwisata adalah potensi yang tidak mengenal krisis. Danau Poso berdasarkan kajian dari beberapa tim akademika dan dari Universitas Brawijaya bahwa untuk mengembangkan Danau Poso, harus dibuat terintegrasi dengan spot-spot wisata yang ada disekitarnya, sehingga para wisatawan akan mudah dan nyaman dalam melakukan tour travelling sebagaimana yang telah direncanakan. Dan poso sebagai salah satu destinasi wisata dapat dilirik oleh para wisatawan dari segala penjuru.
Lebih lanjut Wakil Bupati Poso menambahkan, bahwa Penataan Sungai Poso adalah salah satu tujuan Pembangunan di Kabupaten Poso terlebih guna menggerakkan sektor pariwisata, sektor yang potensial dapat mendatangkan kesejahteraan masyarakat dan akan menambah PAD yang tujuan akhirnya juga adalah untuk kemakmuran rakyat. Mari bersama membangun Poso, agar mimpi-mimpi kita tentang kesejahteraan akan nyata dan bukan hanya sekedar hayalan pengantar tidur.