POSO,Buletinsulawesi.com-Ratusan warga Lore yang tinggal di kota Poso bersaudara ramai-ramai mendatangi posko pengobatan massal Scistosomiasis di kelurahan Sayo, Poso Kota Selatan baru-baru ini. Bertempat dirumah pribadi camat Lore Timur itu dilaksanakan pengobatan penyakit endemik di dataran Lore bersaudara. Mengapa pengobatan dilakukan diluar Lore? ternyata karena masih ada sekitar 2 persen masyarakat Lore belum mendapatkan pil Praziquantel 600 mg yang merupakan obat untuk penyakit ini.
DIkatakan Camat Lore Timur, Jery Gembu, pengobatan penyakit Scisto adalah wajib bagi seluruh masyarakat Lore yang wilayahnya diidentifikasi sebagai kawasan penyebaran bibit penyakit yang dibawa oleh keong ini. Ditambahkan Jery, selain masyarakat Lore Timur, Tengah dan Utara, warga yang datang berobat massal juga terdapat aparat keamanan yang pernah bertugas diwilayah itu.
“Jadi ini juga adalah upaya pencegahan. Karena diwilayah kami itu, ada titik-titik dimana keong pembawa penyakit Scistosomiasis ini berkembang biak, bisa jadi ada yang pernah menjejakkan kaki disana tanpa sadar kalau lokasi itu adalah tempat hidup keong scisto, jadi memang sebaiknya juga meminum obat yang sudah disiapkan,”kata Jery Gembu.
Pengobatan massal yang dilaksanakan bagi warga Lore di Poso Kota bersaudara merupakan inisiatif dari Camat Lore Timur untuk menjangkau masyarakatnya yang tinggal atau tengah menuntut ilmu di Poso Kota. Hal ini memudahkan tercapainya 100 persen program pengobatan massal oleh pemerintah sekaligus meringankan warga Lore sehingga tidak perlu kembali ke desanya hanya untuk mengikuti pengobatan di sana.
Jery Gembu berpesan, bagi warga yang ingin beraktifitas di wilayah-wilayah penyebaran penyakit ini disarankan menggunakan sepatu boot agar kulit kaki tidak langsung bersentuhan dengan genangan air. Selain pemberian obat, pemerintah sudah memasang papan-papan pengumuman dilokasi-lokasi tempat keong scisto hidup.
Meski prevalensi penyebaran penyakit ini sudah diatas 1 persen, namun aktifitas masyarakat di Lore Timur khususnya masih berjalan seperti biasa, para petani bahkan tidak jarang bertelanjang kaki menyusuri kebun dan bekerja di sawah. Banyak warga Lore menganggap santai saja keberadaan Scisto sebab prosesnya menggerogoti tubuh manusia memang berjalan lama.
Menurut Camat Lore Timur, usaha memberantas penyakit ini memang sulit sebab kondisi alam diwilayahnya memang mendukung hidup keong pembawa penyakiti ini. Yang bisa dilakukan kata Camat Lore Timur hanyalah membuat saluran-saluran air agar tidak ada genangan yang bisa menjadi tempat berkembang biak penyakit ini serta sosialisasi terus menerus kepada masyarakat