Poso Kota,Buletinsulawesi.com-Kabose atau Kabosenya, itu adalah golongan bangsawan atau kelompok elit. Dalam sejarahnya, kelompok ini diposisikan atau memposisikan dirinya lebih tinggi dari warga biasa. Begitu Yustinus Hokey, budayawan Poso mendeskripsikan posisi kabose dalam sejarahnya di Poso, sebagaimana daerah lain menempatkan kaum ningrat ini dalam strata yang lebih tinggi ditengah masyarakat. Gelar Kabose atau Kabosenya kembali ramai dibicarakan hari-hari terakhir dikabupaten Poso sejak pemerintah memulai tahapan pembangunan jembatan baru yang akan menghubungkan kelurahan Kayamanya-Bonesompe. Jembatan sepanjang lebih dari 100 meter itu membentang dimuara sungai Poso.
”Nama Kabose berkonotasi bahwa jembatan itu untuk bangsawan, untuk pembesar, bukan masyarakat, jadi nama itu kurang pas. Sebaiknya ada pelibatan masyarakat untuk menamainya”kata Yustinus dalam sebuah perbincangan dengan Buletin Sulawesi.com. Penyandang gelar Maestro Budaya dari Kementerian Pendidikan Nasional ini menyarankan agar nama yang diberikan selain bermuatan budaya lokal juga memberi kesejukan bagi siapapun.
“Jembatan itu kalau lihat maksud pemerintah untuk memajukan kota, mensejahterakan masyarakat, maka pilihlah nama yang bisa diterima semua orang dan memberi aura positif, jangan yang justru menimbulkan perdebatan, sebab kita ini beragam,”ujarnya. Yustinus mencontohkan nama Kutanondo yang dalam bahasa Indonesia artinya yang kuharapkan. Jadi ada harapan jika jembatan itu jadi akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Yang lebih penting, jembatan itu dianggap milik semua.
Mengenai nama, anggota DPRD Poso, Muhaimin Yunus Hadi mengatakan dalam pembahasan mengenai pembangunan jembatan ini antara legislative dengan pemerintah belum ada nama yang disepakati, sehingga penamaan Kabose untuk jembatan yang diperkirakan membutuhkan anggaran 129,4miliar ini dalam berbagai sosialisiasi oleh pemda adalah tidak benar.
“Di DPRD kami belum pernah membahas nama, karena itu di dokumen rencana pembangunan jembatan, tidak ada nama, kami kosongkan. Harus ada konsultasi publik untuk pemberian nama, jangan hanya keputusan sepihak,”tegas politisi PAN ini. Dalam dokumen studi kelayakan yang disusun oleh CV Geocentris Consultant, sebuah perusahaan konsultan yang beralamat di kabupaten Sigi, konstruksi jembatan ini akan membentang sepanjang 100 meter diatas muara sungai Poso.